KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya, yang berjudul “Filsafat”
Kami menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu, kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan
laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Palembang,
28 Oktober 2013
Penyusun
Daftar Isi
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTRA ISI........................................................................................................................... ii
DAFTRA ISI........................................................................................................................... ii
Bab I.
PENDAHULUAN
·
Latar Belakang............................................................................................................. 1
·
Tujuan........................................................................................................................... 1
·
Permasalahan ............................................................................................................... 1
Bab
II. PEMBAHASAN
·
Pengertian
Ontologi..................................................................................................... 2
·
Pengertian
Epistimologi............................................................................................... 2
·
Pengertian
Aksiologi.................................................................................................... 2
Daftar
Pustaka.......................................................................................................................... 6
BAB I.
PENDAHULUAN
·
LATAR BELAKANG
Filsafat seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk
semang dari ilmu-ilmu[1].
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas
dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat
telah mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga
membentuk sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu
pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena
kemanusiaan. Masing-masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari
batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti
metodologinya sendiri-sendiri.
·
TUJUAN
Menambah
ilmu tentang filsafat sehingga bisa mengetetahui apa saja bagian yang mmencakup
dan unsur-unsur di dalam berfilsafat,dan dapat kita berfikir lebih kritis dan
dinamis dalam berfilsafat.
·
PERMASALAHAN
1. Mengetahui
pengertian Ontologi
2. Mengetahui
pengertian Epistimologi
3. Mengetahui
pengertian Aksiologi
Bab II.
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
ONTOLOGI
Kata
ontologi berasal dari perkataan yunani : On =being,dan logos = logic. Jadi
ontologi adalah The teory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan).louis O.kattsoff dalam elements of filosopy mengatakan ontologi,itu
mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa di antara contoh pemikiran
ontologi adalah pemikiran thales, yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi
ultimate subtanceyang mengeluarkan semua benda.jadi asal semua benda hanya satu
saja yaitu air.
Landasan
Ontologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang objek materi dari ilmu
pengetahuan.[2]
Objek materi ilmu pengetahuan adalah hal-hal atau benda-benda empiris. Landasan
epistemologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang proses tersusunnya
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disusun melalui proses yang disebut metode
ilmiah (keilmuan)
Landasan
aksiologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan hasil-hasil
temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan untuk
memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keseluruhan hidup manusia.
Sementara
itu , A.Daridi dalam bukunya humaniora Filsafat,dan logika mengatakan, ontologi
adalah menyelidiki sifat dasar dasar dari apan yang nyata secara fundamental
dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis yang
berlainan (objek-objek fisis,hal universal,absraksi) dapst dikatakan ada; dalam
kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip – prinsip
umum dari hal ada, sedangkan dalam pemakaiannya akhir – akhir ini ontologi
dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Sidi
Gazalba dalam bukunya sistematika filsafat mengatakan, ontologi mempersoalkan
sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia disebut ilmu hakikat,
hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan
tentang tuhan.
Amsal
Bakhtiar dalam bukunya filsafat Agama 1 mengatakan ontologi berasal dari kata
ontos = sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori / ilmu tentang wujud.
Tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata,
tetapi berdasar pada logika semata – mata. Dari beberapa pengetahuan diatas
dapat disimpulkan bahwa :
1. Menurut
bahasa ontologi ialah berasal dari perkataan yunani : On/Ontos = ada, dan logos
= ilmu . Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2. Menurut
istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/kongkret maupun
rohani/abstrak.
Fungsi atau manfaat dalam mempelajari ontology antara lain pertama
berfungsi sebagai refleksi kritis atau objek atau bidang garapan
,konsep-konsep,asumsi-asumsi dan postulat-postulat ilmu. Kedua,
dunia empiris itu dapat diketahui oleh manusia dengan pancaindera. Ketiga,
fenomena yang terdapat di dunia ini berhubungan satu dengan lainnya secara
kausal (Anshari,1987:20).[3]
Di dalam pemahaman ontology dapat dikemukakan
pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut:
1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu
hanyalah satu saja,tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber
yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun rohani.
Paham ini kemudian terbagi dalam dua
aliran:
a. Matrealisme
Aliran ini
menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi,bukan rohani.maksudnya zat
mati merupakan kenyataan dan satu-satu nya fakta yang ada hanyalah materi yang
lainnya jiwa dan ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri
sendiri.jiwa dan ruh hanyalah merupakan akibat sajian dari proses geraka
kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
b. Idialisme
Sebagai
lawa matrealisme adalah aliran idealisme yang dinamakan juga dengan
spritualisme.idealisme merupakan serba cita,sedang spriritualisme berarti
serbah roh. Idealisme di ambil dari kata idea yaitu sesuatu yang hadir dari
jiwa.
2. Dualisme
Aliran
ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat dari asal sumber
nya.yaitu hakikat materi dan hakikat rohani benda dan ruh dasar dan sepirit
materi bukan datang dari ruh dan ruh bukan muncul dari benda sama-sama hakikat
masing-masing bebas dari berdiri sendiri.
3. Pluralisme
Paham
ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme
bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa sejenak macam bentuk itu semuanya
nyata.
4. Nihilisme
Nihilism
berrasal dari bahas latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin
yang tidak mengakui Validitas alternative yang positip. Istilah nihilism
dikenali oleh Ivan Tugeniep dalam novelnya Fathers and children
yang ditulisnya pada tahun 1862 di rusia.
5. Agnostisme
Adalah
paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui
hakikat benda baik materi maupun rohani.
B. Pengertian Epistemologi
Epitimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,pengandaia-pengandaian dan dasar-dasar
sera pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki
mula-mula manusia percaya bahwa dengan kekuatan pengenalannya dia dapat
mencapai realitas sebagaimana adanya. pengetahuan yang di peroleh oleh manusia
oleh akal indera dan lain lain mempunyai metode tersendiri dalam teori
pengetahuan diantaranya [4]
1.
Metode induktif adalah suatu metode yang menyimpulkan
pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang
umum.
Dan menurut pandangan yang luas diterima
ilmu-ilmu empiris ditandai oleh metode induktip, suatu inferensi bias di sebut
induktip bila berpola dari pernyataan-pernyataan tunggal,seperti gambaran
mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai kepada
penyataan-pernyataan universal.
2.
Metode deduktif
adalah
suatu metode yang menyimpulkan bahwa data – data empiric diolah lebih lanjut
dalam suatu system pernyataan yang runtut . hal yang harus ada dalam metode ini
adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan – kesimpulan itu sendiri.ada
penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut
mempunyai sifat empiris atau ilmiah,ada perbandingan dengan teori-teori lain
dan pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris
kesimpulan-kesimpulan yang bias ditarik dari teori tersebut.
3.
Metode
positivisme
Metode
ini dikeluarkan oleh Auguste Comte( 1798-1857). Metode ini berpangkal dari apa
yang telah diketahui,yang factual,yang positif.
4.
Metode
Kontemplatif
Metode
ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh
pengetahuan,sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya
dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5.
Metode Dialektis
Dalam
fisafat,dialetika mula-mula berarti metode Tanya jawab untuk mencapai
kejernihan filsafat. Metode ini di ajarkan oleh Socrates. Namun plato
mengartikannya diskusi logika
Aspek
epistemology yang penting didalam pengembangan pengetahuan adalah metodologi
keilmuan. Pengetahuan pada umumnya dan ilmu pada khususnya merupakan produk
dari sebuah proses.[5]
Proses mempunyai tempat yang penting karena akan menentukan kualitas dari
produk, selain mempengaruhi pula apakah jalan kepada output akan lebih mudah
atau lebih susah.
C.
Pengertian Aksiologi
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan
ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bias terpenuhi secara lebih cepat
dan lebih mudah.
Untuk lebih mengenal apa yang
dimaksud dengan aksiologi,penulis akan menguraikan beberapa definisi tentang
aksiologi,di antaranya :
1.
Aksiologi
berasal dari perkataan axios(yunani)yang berarti nilai dan logos
yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai “.
2.
Sedangkan arti
aksiologi yang terdapat di dalam bukunya jujun S. Suriasumantri filsafat ilmu
sebuah pengantar popular bahwa aksiologi siartikan sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan kegumaan dari pengetahuan yang diperoleh.
3.
Menurut
Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertam moral,monduct,yaitu
tindakan moral,bidang ini melahirkan disiplin khusus,yakni etika. Kedua, esthetic
expression,yaitu ekspresi keindahan.
4.
Dalam E
ncyclopedia of philosophy dijelaskan,aksiologi disamakan dengan value and
valuation. Ada tiga bentuk value and valuation.
a.
Nilai, digunakan
sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian yang lebih sempit seperti,baik,menarik,dan
bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakupi sebagai tamabahan
segala untuk kewajiban,kebenaran,dan kesucian.
b.
Nilai sebagai
kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau
nilai-nilai,ia seringkali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang
bernilai,seperti nilainya,nilai ada,dan system nilai ada.
c.
Nilai juga digunakan sebagaimana kata kerja
dalam ekspresi menilai,member nilai,dan dinlai. Menilai umurnya sinonim dengan
evalusi ketika hal tersebut secara aktip digunakan untuk menilai perbuatan.
·
Fungsi
Aksiologi
yakni,
sebagai strategi untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang
negative sehingga Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) Tetapberjalan pada jalur kemanusiaan.[6]
Oleh karena itu, daya kerja aksiologi (1) menjaga dan memberi arah agar proses
keilmuan dapat menemukan kebenaran yang hakiki, maka perilaku keilmuan perlu
dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak berorientasi pada kepentingan
lansung. (2) dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis yang
tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak
mencampuri masalah kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat
dogmatic, arogansi kekuasaan dan kepentingan politik. (3) pengembangan ilmu
pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang memperhatikan
kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarian alam lewat
kemanfaatan ilu dan temuan-temuan universal.
DAFTAR PUSTAKA
·
Amsal bakhtiar , FIlsafat ilmu ,(Jakart;Raja Grafindo, 2006)
·
Prasetyo , Flsafat Pendidikan,(Bandung ;Pustaka Setia, 2002)
·
Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu ;sebuah pengantar popular,
(Jakarta;Pustaka Sinar Harapan , 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar