Minggu, 22 Desember 2013

Contoh Makalah Filsafat Ilmu


KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, yang berjudul “Filsafat”
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu, kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga  Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin



Palembang, 28 Oktober 2013

Penyusun















Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTRA ISI........................................................................................................................... ii
Bab I. PENDAHULUAN
·         Latar Belakang............................................................................................................. 1
·         Tujuan........................................................................................................................... 1
·         Permasalahan ............................................................................................................... 1
Bab II. PEMBAHASAN
·         Pengertian Ontologi..................................................................................................... 2
·         Pengertian Epistimologi............................................................................................... 2
·         Pengertian Aksiologi.................................................................................................... 2
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 6















BAB I. PENDAHULUAN

·         LATAR BELAKANG
Filsafat seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-ilmu[1]. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan. Masing-masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya  sendiri-sendiri.

·         TUJUAN
Menambah ilmu tentang filsafat sehingga bisa mengetetahui apa saja bagian yang mmencakup dan unsur-unsur di dalam berfilsafat,dan dapat kita berfikir lebih kritis dan dinamis dalam berfilsafat.

·         PERMASALAHAN
1.      Mengetahui pengertian Ontologi
2.      Mengetahui pengertian Epistimologi
3.      Mengetahui pengertian Aksiologi







Bab II. PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ONTOLOGI
Kata ontologi berasal dari perkataan yunani : On =being,dan logos = logic. Jadi ontologi adalah The teory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).louis O.kattsoff dalam elements of filosopy mengatakan ontologi,itu mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa di antara contoh pemikiran ontologi adalah pemikiran thales, yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate subtanceyang mengeluarkan semua benda.jadi asal semua benda hanya satu saja yaitu air.
Landasan Ontologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan.[2] Objek materi ilmu pengetahuan adalah hal-hal atau benda-benda empiris. Landasan epistemologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang proses tersusunnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disusun melalui proses yang disebut metode ilmiah (keilmuan)
Landasan aksiologis dari ilmu pengetahuan adalah analisis tentang penerapan hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan dimaksudkan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan keseluruhan hidup manusia.
Sementara itu , A.Daridi dalam bukunya humaniora Filsafat,dan logika mengatakan, ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dasar dari apan yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (objek-objek fisis,hal universal,absraksi) dapst dikatakan ada; dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip – prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam pemakaiannya akhir – akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Sidi Gazalba dalam bukunya sistematika filsafat mengatakan, ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan tentang tuhan.
Amsal Bakhtiar dalam bukunya filsafat Agama 1 mengatakan ontologi berasal dari kata ontos = sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori / ilmu tentang wujud. Tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata, tetapi berdasar pada logika semata – mata. Dari beberapa pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Menurut bahasa ontologi ialah berasal dari perkataan yunani : On/Ontos = ada, dan logos = ilmu . Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2.      Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/kongkret maupun rohani/abstrak.

Fungsi atau manfaat dalam mempelajari ontology antara lain pertama berfungsi sebagai refleksi kritis atau objek atau bidang garapan ,konsep-konsep,asumsi-asumsi dan postulat-postulat ilmu. Kedua, dunia empiris itu dapat diketahui oleh manusia dengan pancaindera. Ketiga, fenomena yang terdapat di dunia ini berhubungan satu dengan lainnya secara kausal (Anshari,1987:20).[3]
Di dalam pemahaman ontology dapat dikemukakan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut:

1.      Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja,tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun rohani.
            Paham ini kemudian terbagi dalam dua aliran:

a.      Matrealisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi,bukan rohani.maksudnya zat mati merupakan kenyataan dan satu-satu nya fakta yang ada hanyalah materi yang lainnya jiwa dan ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri.jiwa dan ruh hanyalah merupakan akibat sajian dari proses geraka kebenaran dengan salah satu cara tertentu.


b.      Idialisme
Sebagai lawa matrealisme adalah aliran idealisme yang dinamakan juga dengan spritualisme.idealisme merupakan serba cita,sedang spriritualisme berarti serbah roh. Idealisme di ambil dari kata idea yaitu sesuatu yang hadir dari jiwa.

2.      Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat dari asal sumber nya.yaitu hakikat materi dan hakikat rohani benda dan ruh dasar dan sepirit materi bukan datang dari ruh dan ruh bukan muncul dari benda sama-sama hakikat masing-masing bebas dari berdiri sendiri.

3.      Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa sejenak macam bentuk itu semuanya nyata.

4.      Nihilisme
Nihilism berrasal dari bahas latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui Validitas alternative yang positip. Istilah nihilism dikenali oleh Ivan Tugeniep dalam novelnya Fathers and children yang ditulisnya pada tahun 1862 di rusia.

5.      Agnostisme
Adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun rohani.

B.     Pengertian Epistemologi
Epitimologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan,pengandaia-pengandaian dan dasar-dasar sera pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki mula-mula manusia percaya bahwa dengan kekuatan pengenalannya dia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya. pengetahuan yang di peroleh oleh manusia oleh akal indera dan lain lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan diantaranya [4]
1.      Metode induktif  adalah suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang umum.
     Dan menurut pandangan yang luas diterima ilmu-ilmu empiris ditandai oleh metode induktip, suatu inferensi bias di sebut induktip bila berpola dari pernyataan-pernyataan tunggal,seperti gambaran mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai kepada penyataan-pernyataan universal.
2.      Metode deduktif
adalah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data – data empiric diolah lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang runtut . hal yang harus ada dalam metode ini adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan – kesimpulan itu sendiri.ada penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah,ada perbandingan dengan teori-teori lain dan pengujian teori dengan jalan menerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bias ditarik dari teori tersebut.
3.      Metode positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh Auguste Comte( 1798-1857). Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui,yang factual,yang positif.
4.      Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan,sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
5.      Metode Dialektis
Dalam fisafat,dialetika mula-mula berarti metode Tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini di ajarkan oleh Socrates. Namun plato mengartikannya diskusi logika
Aspek epistemology yang penting didalam pengembangan pengetahuan adalah metodologi keilmuan. Pengetahuan pada umumnya dan ilmu pada khususnya merupakan produk dari sebuah proses.[5] Proses mempunyai tempat yang penting karena akan menentukan kualitas dari produk, selain mempengaruhi pula apakah jalan kepada output akan lebih mudah atau lebih susah.
C.     Pengertian Aksiologi

Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bias terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah.
            Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan aksiologi,penulis akan menguraikan beberapa definisi tentang aksiologi,di antaranya :
1.      Aksiologi berasal dari perkataan axios(yunani)yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai “.
2.      Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya jujun S. Suriasumantri filsafat ilmu sebuah pengantar popular bahwa aksiologi siartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegumaan dari pengetahuan yang diperoleh.
3.      Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertam moral,monduct,yaitu tindakan moral,bidang ini melahirkan disiplin khusus,yakni etika. Kedua, esthetic expression,yaitu ekspresi keindahan.
4.      Dalam E ncyclopedia of philosophy dijelaskan,aksiologi disamakan dengan value and valuation. Ada tiga bentuk value and valuation.
a.       Nilai, digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian yang lebih sempit seperti,baik,menarik,dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakupi sebagai tamabahan segala untuk kewajiban,kebenaran,dan kesucian.
b.      Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai,ia seringkali dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai,seperti nilainya,nilai ada,dan system nilai ada.
c.        Nilai juga digunakan sebagaimana kata kerja dalam ekspresi menilai,member nilai,dan dinlai. Menilai umurnya sinonim dengan evalusi ketika hal tersebut secara aktip digunakan untuk menilai perbuatan.

·         Fungsi Aksiologi
yakni, sebagai strategi untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan manusia yang negative sehingga Ilmu Pengetahuan  dan Teknologi (IPTEK) Tetapberjalan pada jalur kemanusiaan.[6] Oleh karena itu, daya kerja aksiologi (1) menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan kebenaran yang hakiki, maka perilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak berorientasi pada kepentingan lansung. (2) dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis yang tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak mencampuri masalah kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatic, arogansi kekuasaan dan kepentingan politik. (3) pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarian alam lewat kemanfaatan ilu dan temuan-temuan universal.






















DAFTAR PUSTAKA

·         Amsal bakhtiar , FIlsafat ilmu  ,(Jakart;Raja Grafindo, 2006)
·         Prasetyo , Flsafat Pendidikan,(Bandung ;Pustaka Setia, 2002)
·         Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu ;sebuah pengantar popular, (Jakarta;Pustaka Sinar Harapan , 2001)






[1]   Hamdani ihsan & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung;Pustaka Setia, 2007) 10
·         [2] Amsal bakhtiar , FIlsafat ilmu  ,(Jakart;Raja Grafindo, 2006)

·         [3] Prasetyo , Flsafat Pendidikan,(Bandung ;Pustaka Setia, 2002)

[4] Ibid
[5] Ibid
[6] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar